Rabu, 27 Januari 2016

Cara Membuat Pupuk Kandang Yang Baik Dan Benar

Daur Ulang limbah ternak pada dasarnya berperan dalam meningkatkan lingkungan, dan mencegah terjadinya pencemaran produksi tanaman. Suatu hal nyata bahwa limbah ternak yang cukup banyak, dapat diubah menjadi pupuk hidroponik yang berharga dan murah, Kotoran ternak mempunyai nilai, pupuk hidroponik ada dua jenis (padat dan cair) yang terdekomposisi tinggi dan mudah.
Cara tradisional yang umum dilaksanakan untuk bahan kandungan hidroponik, bahan yang belum matang dalam bentuk pupuk kandang, kompos atau bahan tanaman seperti pupuk hijau. Penggunaan pupuk kandang sebagai sumber  tanaman merupakan cara pertanian yang sudah lama dilaksanakan oleh petani di wilayah tropika Asia, terutama di tanah sawah.
Penggunaan pupuk kandang sudah cukup lama. Permupukan dan pertanian hanya mampu memasoki bahan hidroponik saja, tetapi karena berasosiasi dengan tanaman pakan maka umumnya menjadi konservasi tanah.
Meningkatkan Perlindungan Kondisi Ekonomi
Yang cukup berat bagi petani dan usaha pihak lain yaitu mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah, mengharuskan petani mempertimbangkan kembali semua bentuk pembenahan hidroponik, seperti pupuk kandang, residu tanaman dan pupuk hijau.
Sebelum kita memanfaatkan pupuk kandang di lahan pertanian, maka diperlukan penyajian yang cukup mendalam tentang kebiasaan petani terhadap pupuk kandang yang dimiliki, karena masalah teknis dan sosial petani sering menghambat program yang telah disusun, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh berhubungan dengan kandungan komposisi pupuk kandang hidroponik. Pilihannya antara pupuk kandang dan pupuk anhidroponik karena pertimbangan transportasi dan kandungan hara, ekonomis, aksesbilitas.
Beberapa jenis pupuk hidroponik :
  1. Pupuk Kandang Kering
Di dalam penggunaan pupuk kandang sering memiliki beberapa cara, dianjurkan berdasarkan kebersihan, Penggunaan pupuk kandang kering juga mengurangi pengaruh kenaikan temperatur selama proses dekomposisi dan terjadinya kekurangan nitrogen yang diperlukan oleh tanaman untuk mempercepat proses pengeringan, maka di sarankan pupuk kandang dicampur debu atau lumpur kering dalam jumlah yang seimbang, kemudian diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari langsung, dan diberi penutup sampai pupuk matang, pemberian abu bakaran dapur atau abu bakaran yang lain dapat ditambahkan dengan komposisi 40% pupuk kandang masing-masing 30% untuk debu atau lumpur.
Campuran ini disimpan dalam kondisi tertutup sampai saatnya diperlukan. Hasil penelitian menunjukkan kandungan nitrogen pupuk kandang kering di dalam sumber yang terdapat nitrogen ada pada kotoran : sapi 2,41 kerbau, 1,09%, babi 2,11%, dan ayam ras 3,17%. Kandungan nitrogen tidak pernah stabil dan berubah setiap waktu.
  1. Pupuk Kandang Cair
Pupuk kandang cair sangat baik untuk sumber hara tanaman. Apabila dalam peroses pembuatan yang baik, pupuk kandang cair akan menghasilkan hara yang kompleks atau kandungan yang terdapat pada cairan pupuk lengkap. Saran menggunakan pupuk kandang cair adalah sebagai berikut.
=> Lantai kandang dan tempat memandikan ternak harus terbuat dari semen demikian juga bak penampungan limbah cair dan kencing dibuat dengan ukuran 3 x 3 m dan kedalaman 1,5 m.
=> Gulma dan tanaman air dimasukkan ke dalam bak penampungan dan biarkan selama 2 minggu untuk proses fermentasi.
=> Pupuk kandang cair dapat dimanfaatkan dengan cara menyiramkan pada tanaman.
=> Buat kolam penampungan sehingga kencing ternak dan limbah cair lainnya dapat ditampung sebelum kencing dan limbah cair lainnya mencapai kolam. Buang atau pisahkan bahan padat dimanfaatkan untuk membuat kompos. Untuk menyaring bahan padat dapat menggunakan saluran pembuang kasa atau jaring.
=> Buat bak yang terbuat dari beton atau semen berukuran 2 x 2 m dan kedalaman 1 m. Campur kencing ternak dengan air untuk mengencerkan sebelum digunakan untuk menyiram tanaman.
=> Dapat membuat saluran pembuang yang terbuat dari semen atau beton langsung ke lahan pertanian.
  1. Mengelola Pupuk Kandang
Apabila pupuk kandang terdapat bahan lain akan lebih sulit karena di dalam proses pengolahan akan cukup sulit karena tercampurnya dengan bahan lain. Solusinya untuk mencagah kehilangan hara dengan melindungi dari terik matahari langsung atau terkena air hujan sampai pupuk tersebut digunakan. Ada empat sistem yang umum dilakukan untuk menangani pupuk kandang.
=> Mengumpulkan pupuk kandang segar setiap hari dan ditaburkan langsung di lahan
=> Disimpan dalam lubang atau ditimbun dan dihindarkan dari terik matahari langsung dengan diberi pelindung/penutup. Biarkan pupuk kandang tersebut mengalami proses fermentasi sebelum digunakan.
=> Pupuk cair disimpan dalam kondisi aerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum digunakan.
=> Pupuk cair disimpan secara anaerob dan dilakukan perlakuan tertentu sebelum digunakan.
Di gunakan teknologi superfosfat untuk meningkatkan kualitas pupuk kandang, tujuanya agar :
=> Menekan kehilangan nitrogen dalam bentuk amoniak
meningkatkan kandungan fosfat pupuk kandang dan membuat pupuk dengan kandungan hara berimbang efisiensi penggunaan fosfat.
=> Meningkatkan tanaman, karena pada umumnya koloid tanah mengikat kuat fosfat yang diberikan dalam bentuk pupuk.
Penggunaan Pupuk Kandang Segar Setiap Hari
Kotoran ternak dari kandang dibersihkan dikumpulkan di tempat penimbunan dengan pupuk fosfat, dicampur atau diperkaya kemudian disebar di lahan. Cara terbaik untuk terjadinya kehilangan akibat proses dekomposisi dan volatilisasi, adalah meningkatkan kualitas hara pupuk kandang yang akan digunakan. Penggunaan pupuk kandang segar secara langsung ke tanaman selalu tidak menguntungkan dan menimbulkan masalah karena kandungan gulma, organisme penyebab penyakit dan senyawa toksik yang kemungkinan dikandung ekskresi.
Penggunaan pupuk kandang segar kemungkinan besar timbul panas selama proses dekomposisi dan juga tanaman kekurangan unsur tertentu. Terlepas dari masalah polusi, proses fermentasi kemungkinan dihasilkan bahan pupuk yang lebih baik daripada bahan yang segar.
  1. Komposisi Pupuk Kandang
Limbah yang berasal dari kandang ternak jumlahnya cukup banyak terutama di desa-desa yang masih memanfaatkan ternak sebagai tenaga mengelola atau ternak sebagai salah satu usaha kegiatan pertanian secara terpadu. Meningkatkan Limbah ternak tersebut ada yang dimanfaatkan untuk pupuk kandang ada juga yang dibakar. Semua bahan-bahan cukup potensial sebagai sumber hara untuk campuran residu tanaman pada saat pengomposan, Salah satu faktor kritis yang perlu dipahami adalah kandungan dalam proses pengomposan nitrogen dan nisbah C/N dari bahan dasar yang dikomposkan.
Contohnya kencing ternak merupakan limbah, akan tetapi dengan teknik konservasi yang sederhana kandungan hara dalam kencing dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.
  1. Kelebihan Pemanfaatan Pupuk Kandang
Jika anda memiliki peternakan maka tidak akan sulit untuk mendapatkan bahan pupuk kandang, yang nantinya akan di buat pupuk yang di kombinasikan dengan pupuk kimia. Pupuk hidroponik pada umumnya lebih bermanfaat sebagai bahan pembenah tanah. Pada bahan-bahan ini mengandung N, P dan umumnya K dalam jumlah yang rendah, tetapi dapat memasok unsur hara mikro esensial. Sebagai bahan pembenah tanah bahan hidroponik dan pupuk kandang mempunyai kontribusi dalam mencegah erosi, pengerakan tanah, dan retakan tanah. Di samping itu, mampu meningkatkan kemampuan tanah mengikat lengas, memperbaiki struktur dan pengatusan tanah. Bahan hidroponik juga memacu bakteri dan biota perturnbuhan dan perkembangan tanah lainnya. Nitrogen dan unsur hara lainnya yang dikandung perlahan-lahan. bahan hidroponik dilepaskan secara berkesinambungan membantu dalam membangun tanah terutama dalam jangka panjang.
  1. Toksisitas Pupuk Kandang
Pada umumnya, kotoran babi banyak mengandung unsur Cu (tembaga), Zn (seng) dan As (arsenikum). Pupuk kandang sapi mengandung 1% Naci. Kotoran ayam yang digunakan untuk pupuk sering mengandung koksidiostat yang berfungsi sebagai herbisida. Apabila pupuk kandang yang dimanfaatkan mengandung bahan kimia seperti koksidiostat untuk pupuk dengan dosis tinggi secara terus menerus maka kemungkinan besar dapat berfungsi sebagai zat alelopati, yang dapat menghambat pertumbuhan benih maupun bibit.
Penggunaan pupuk kandang dalam jumlah banyak, akan mendorong perkembangan lalat dan menimbulkan bau yang menyengat. Berkenaan dengan masalah pencemaran, bau busuk merupakan pencernaran udara yang paling besar mendapatkan perhatian.
  1. Penggunaan Pupuk Kandang
Pupuk kandang selalu diaplikasikan sebelum atau pada saat pengolah tanah, sebelum benih atau bibit ditanam. Pupuk kandang setelah disebar merata di permukaan tanah kemudian tanah dibajak dan digaru. Pupuk kandang dapat ditambahkan pupuk kimia pada saat tanam dengan cara di campur, di antara tanaman sejajar dengan baris tanaman.
Pupuk kandang cair diberikan dengan cara menyiramkan pada tanaman apabila dalam jumlah bersama-sama air cukup banyak dapat diberikan irigasi.
  1. Takaran Penggunaan Pupuk Kandang
Takaran atau dosis penggunaan pupuk kandang sangat bervariasi, tergantung pada : jenis tanaman, tanah, musim, dan jenis pupuk kandang.
  1. Pupuk Kandang dalam Mempertahankan Kesuburan Tanah
Nilai pupuk kandang tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan bahan hidroponik tetapi besarnya pasokan nitrogen. Nilepaskan oleh aktivitas kemudian Nitrogen yang dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan air tanah. Penggunaan pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan merupakan bentuk praktek pertanian hidroponik.
Penggunaan pupuk kandang dipadukan dengan pupuk kimia, kapur pertanian dan tanaman gulma serta, mendukung pengolahan tanah yang baik, pengendalian gulma dan praktek perairan yang lain akan berdampak baik bagi pengembangan pertanian hidroponik.
  1. Pengolahan limbah Hidroponik untuk Kompos
Pengomposan merupakan praktek tertua untuk menyiapkan pupuk hidroponik yang selanjutnya menjadi kunci teknologi daur ulang dikembangkan limbah permukiman dan perkotaan. Sejarah pengomposan di negara-negara sedang berkembang tidak pernah menunjukkan hasil yang positif. Alasan utama tidak berhasilnya program pengomposan di negara sedang berkembang termasuk Indonesia adalah persoalan teknis dan kelembagaan program pengomposan selalu di luar berskala besar, perkiraan. Unit pengomposan produksinya tidak pernah memenuhi kapasitas harapan. Hanya ada beberapa unit pengolahan yang bekerja sesuai dengan kapasitas produksi, banyak yang bekerja di bawah kapasitas, bahkan ada beberapa yang ditutup. Selain persoalan teknis dan kompos, memproduksi dalam kelembagaan produk kompos ternyata menjadi pemasaran masalah utama dan menyebabkan unit pengomposan menjadi tidak ekonomis kompos dalam lingkungan rumah.
Pembuatan kompos dengan memanfaatkan limbah rumah tangga merupakan strategi yang dapat dilaksanakan dengan tujuan utama untuk menekan jumlah limbah pengumpulan dan biaya pengangkutan. Pengenalan model pengomposan rumah tangga merupakan prioritas yang dapat dilaksanakan terutama di wilayah perkotaan dan permukiman.
Di Indonesia, pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk kandang sudah sejak lama dipraktekkan oleh petani tradisional. Meskipun tidak ada catatan sejarah sejak kapan petani memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk hidroponik.
Pengomposan ditakrifikan mikroorganisme biologi oleh kegiatan dalam mengurai bahan hidroponik semacam humus. Bahan yang terbentuk mempunyai berat volume yang lebih rendah dari pada bahan dasarnya, stabil, dekomposisi lambat dan sumber pupuk hidroponik. Pengembangan pengomposan skala Proyek kecil termasuk vermikompos telah diperkenalkan di beberapa negara kawasan Asia oleh lingkungan lembaga pemerintah yang menangani.
Pengenalan proyek ini tidak mempunyai perma pemasaran, sehingga dapat digunakan salahan sebagai dasar untuk menguji asumsi membuat pengomposan yang lebih besar. Proyek promosi kepada masyarakat tentang metode menyehatkan makanan (program kredit pertanian akrab lingkungan, kemiskinan memerangi usaha usaha kecil untuk pemasaran kompos limbah) dapat pengomposan dengan program dikombinasikan.
Referensi
Eko PW. 2006. Cara Membuat Pupuk Hidroponik. Jakarta. Dharma Utama Publishing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar